Pembekalan Guru Baru di Pondok Pesantren Manahijussadat

Hari Selasa 13 Juni 2023 dilaksanakan Pembekalan Guru Baru di Pondok Pesantren Modern Manahijussadat Pusat Rangkasbitung yang bertempat di gedung Cordova Manahijussadat. Guru-guru baru ini merupakan alumni Manahijussadat “Revival Generation” 2023. Tujuan pembekalan guru baru ini tida lain untuk lebih meningkatkan kembali mutu guru dalam kegiatan pembelajaran (KBM) sehingga akan tercipta pesantren-pesantren yang unggul, baik dari unggul segi kognitifnya, afektifnya maupun sikomotoriknya.

Pembekalan dihari oleh Bapak Pimpinan Pondok Dr. KH. Sulaiman Effendi, M.PdI, Direktur TMI Al-Ust. H. Hasan Asyari, S.Pd., M.Pd, dan semua guru pengabdiaan baru. Pimpinan pondok mengatakan bahwa, menjadi guru yang baik itu harus banyak digemleng, karena mereka nanti akan mengahadapi persoalan santri yang lebih berat dari sebelum-sebelumnya, maka dari itu pembekalan guru baru ini merupakan penggemblengan, pembetukan, penguatan dan sebagainya.

Inilah Pengabdian Tanpa Batas. Manusia bisa berkata kalau kesabaran itu ada batasnya, tetapi hati sang Pengabdi tak bergeming dengan aral yang melintang. Meski tak seberapa yang didapatkan, namun hatinya tetap ikhlas untuk mengabdi, mendidik calon pemimpin di kemudian hari. Harapan akan selalu ada, karena masa depan tidak akan hilang

Pengabdian guru baru sejumlah 47 guru ini diharapkan mampu menyesuaikan diri secepat mungkin. Karena hiruk-pikuk pendidikan di Manahijussadat sangat padat,  maka jika seluruh dewan guru dapat menempatkan perannya di setiap sektor, maka kegiatan santri 24 jam dapat dikendalikan dengan maksimal.

Bapak Pimpinan Pondok juga memberikan penjelasan penting terkait guru pengabdian di lingkungan Pondok Pesantren Manahijussadat yang terangkum ke dalam tiga poin berikut ini;

Pertama, bahawa mengabdi harus tuntas, tidak boleh setengah-setengah. Mengabdi harus all out, memiliki semangat mengajar. Suatu pekerjaan akan terasa indah dan bermakna apabila dikerjakan dengan penuh semangat. Sosok guru ideal tentunya memiliki semangat dalam mengajar; tidak ada kata menyerah dalam melakukan sesuatu. Semangat adalah energi positif yang akan terus mendorong guru tersebut menjadikan para peserta didiknya berhasil.

Kedua, orang yang mengabdi akan tolong oleh Allah, karena orang yang mengabdi kepada Pondok sama saja dengan mengabdi dan memperjuangkan agama Islam. Bahwa Allah Azza wa Jalla pasti akan memberikan pertolongan kepada setiap orang yang berhak mendapatkannya. Yaitu, orang-orang yang di manapun mereka berada dan dalam posisi apa pun selalu melaksanakan tiga aktivitas ini. Pertama, menegakkan shalat dengan sebaik-baiknya. Kedua, orang itu mau mengeluarkan sebagian dari penghasilannya, dalam bentuk zakat, infaq, ataupun sedekah. Ketiga, orang tersebut senantiasa mngabdikan dirinya dalam menyeru, mempelopori, dan memberi contoh teladan dalam kebajikan dan aktif mencegah dari perbuatan munkar.

Ketiga, setiap orang yang mengabdi itu pasti banyak rintangan dan tantangan, oleh karena itu seorang guru pengabdian harus mantapkan niat. Pilihan hidup menjadi seorang guru apabila dilakukan dengan tulus ikhlas dan rasa cinta, maka akan membawa seseorang kepada kebahagiaan yang tentu tidak dapat dinilai dengan materi. Inilah modal terbesar yang akan membawa seseorang pada kesuksesan dalam menjalani profesi sebagai seorang guru pengabdian. Apabila seorang “guru” tidak memiliki rasa pengabdian yang tulus di dalam dirinya, maka “guru” itu tidak akan dapat bertahan pada pekerjaannya, dan ia bukanlah seorang guru yang sebenarnya. Diakhir materi disampaikan bahwa “pengabdian tidak akan memperhitungkan berapa besar gaji yang didapatkan dari yang dikerjakannya; sekalipun memang, sebagai manusia membutuhkan “gaji” untuk kehidupannya sehari-hari. Tetapi hati seorang guru yang penuh pengabdian, tidak akan memikirkan hal itu lebih dari niatan hatinya untuk membangun generasi unggul dengan ilmu yang dibagikannya” [Editorial Sabrina]