Info Sekolah
Sabtu, 29 Jun 2024
  • Pembukaan Pendaftaran Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 Manahijussadat 1, 2 & 3. Gel I. 1 Okt 2023 s/d 1 April 2024. Gel II. 17 April s/d 21 Juli 2024
  • Pembukaan Pendaftaran Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 Manahijussadat 1, 2 & 3. Gel I. 1 Okt 2023 s/d 1 April 2024. Gel II. 17 April s/d 21 Juli 2024
24 Agustus 2023

Pendidikan Akhlak di Pondok Pesantren

Kam, 24 Agustus 2023 Dibaca 540x
  1. Fenomena Kenakalan Remaja

Di  media massa sering kita membaca berita kenakalan remaja seperti perkelahian antar pelajar, tawuran, penyalahgunaan narkoba, minum-minuman keras, sek bebas dan sejumlah tindakan  kriminalitas lainnya. Kerusakan moral sudah merebak di seluruh lapisan masyarakat, mulai dari anak-anak sampai orang dewasa serta orang yang sudah lanjut usia.

Termasuk yang tidak luput dari kerusakan moral ini adalah remaja. Para ahli pendidikan sependapat bahwa remaja adalah mereka yang berusia 13-18 tahun. Pada usia tersebut, seseorang sudah melampaui masa kanak-kanak, namun masih belum cukup matang untuk dapat dikatakan dewasa. Kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma sosial dan agama. Perilaku menyimpang tersebut kerapkali merugikan dirinya sendiri, keluarga, dan orang-orang di sekitarnya.

Banyak faktor yang melatar belakangi terjadinya kenakalan remaja. Pertama, Kurangnya perhatian  dan kasih sayang dari orang tua memberikan pengaruh buruk atas perilaku/budi pekerti anak. Karena itu baik dan buruknya kepribadiaan anak tidak terlepas dari peran dan keteladanan orang tuanya.

Keadaan lingkungan keluarga yang tidak baik bisa menjadi sumber timbulnya kenakalan remaja seperti keluarga yang broken-home, rumah tangga yang berantakan disebabkan oleh perceraian, kematian ayah atau ibunya, keluarga yang diliputi konflik keras, ekonomi keluarga yang kurang dan lain sebagainya.

Kedua, kurangnya pemahaman  agama dan pembinaan akhlak juga menjadi pemicu terjadinya kenakalan remaja. Tanpa binaan dan pendidikan akhlak yang kuat akan membuat kehidupan remaja lepas kontrol. Ketidakmampuan mengendalikan diri menjadikan remaja terjebak dalam  pergaulan bebas, seperti pacaran yang berujung pada perzinahan, perkumpulan geng motor, minuman keras dan narkoba hingga tawuran.  Maka itu, peran keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang utama untuk menginternalisasikan pendidikan akhlak guna membentuk kepribadian sehingga anak  memperoleh dasar-dasar pola pergaulan hidup yang benar dan baik.

Ketiga, kenakalan remaja terjadi karena pengaruh dari lingkungan sekitar. Lingkungan adalah faktor yang paling mempengaruhi perilaku dan watak remaja. Jika dia hidup dan berkembang di lingkungan yang buruk, akhlaknya pun akan seperti itu adanya. Sebaliknya jika ia berada di lingkungan yang baik maka ia akan menjadi baik pula.

Pada usia remaja rentan sekali terpengaruh oleh lingkungan sekitar terutama  dengan teman sepermainannya. Kehidupan remaja selalu serba ingin tahu dan  mencoba tanpa memikirkan akibatnya.  Misalnya, coba-coba ikuti temannya merokok kemudian berakhir jadi kecanduan. Awalnya sekedar meniru temannya minuman keras akhirnya jadi pemabuk. Atau sekedar ikut-ikutan tawuran justru malah berujung jadi pelaku pembunuhan terhadap rekannya sendiri.

Selain lingkungan sosial, pengaruh perkembangan teknologi informasi saat ini tidak saja mendatangkan dampak positif, namun bila salah memanfaatkannya bisa juga mengundang mudarat. Kehadiran internet melalui jejaring media sosial seperti WhatsApp, Facebook, Twitter, Path, Youtube, Instagram, Line, dan BBM, sangat banyak menawarkan kemudahan yang membuat para remaja betah berlama-lama dalam menggunakannya.

Secara langsung pesan atau informasi yang ada di media sosial sangat cepat tersebar pada kalangan remaja. Belum sempurnanya kematangan pemikirian remaja membawa pengaruh negatif terhadap informasi yang tidak baik melalui media sosial. Dampak negatif penggunaan media sosial antara lain, membuat kalangan remaja susah bersosialisasi dengan orang-orang sekitar.  Media sosial membuat seseorang hanya mementingkan diri sendiri. Mereka menjadi tidak sadar dengan lingkungan mereka, karena mereka banyak menghabiskan waktu di internet.

Dampak negatif lainnya yaitu banyak waktu yang terbuang sia-sia. Karena  para remaja yang bermain media sosial pada saat mengerjakan pekerjaannya akan mengurangi waktu belajar mereka. Dengan kemampuan aneka informasi yang dimiliki internet, pornografi pun merajalela. Situs pornografi itu kemudian dilihat dan menimbulkan rangsangan syahwat dan berujung pada tindakkan asusila, pelecehan seksual dan pemerkosaan. Sederet contoh tadi menunjukkan bahwa pengaruh buruk dari lingkungan teman sepermainan yang tidak baik maupun yang ditimbulkan akibat penyalahgunaan media informasi (media sosial) dapat memicu terjadinya kenakalan remaja.

Keempat, lingkungan pendidikan. Tempat pendidikan, dalam hal ini yang lebih spesifiknya adalah berupa lembaga pendidikan atau sekolah. Lembaga pendidikan yang sejatinya sebagai media sosialisasi nilai dan norma   guna membentuk kepribadian anak/siswa, kenyataannya  kenakalan remaja  seperti perkelahian atau tawuran sering terjadi ketika anak berada di sekolah dan jam pelajaran yang kosong. Bahkan yang paling mengagetkan bukan rahasia lagi hanya karena tak terima sanksi/hukuman tanpa malu siswa berani bertindak kasar (memukul) guru. Ini potret kelam sebagian lingkungan pendidikan kita. Bila dunia pendidikan gagal membina karakter/akhlak manusia, sulit untuk diharapkan  dapat mencerdaskan dan membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.

“Jika anda ingin mengetahui kedalaman agama seseorang, janganlah melihat dari betapa banyaknya ia sholat dan puasa, tapi lihatlah bagaimana ia memperlakukan orang lain”

  • Kewajiban Orang Tua

Fenomena Kenakalan  remaja  sudah  menjadi  gaya  hidup  anak  muda  di masa  sekarang  ini,  hal ini  sangatlah  merugikan  karena  generasi  muda  adalah  merupakan  pemimpin bangsa di masa yang akan datang, bahkan para remaja juga menjadi tulang punggung dan harapan keluarga. Karena itu untuk mengatasi berbagai perilaku yang tidak baik serta tidak terjebak kepada kenakalan remaja, maka peran dan kewajiban orang tua menjadi kunci utama dalam membina dan mendidik anak.

Keluarga merupakan tempat pertama dan paling utama bagi tumbuh kembang anak. Peran orang tua sangat berpengaruh untuk menentukan perkembangan anak, baik buruknya serta utuh tidaknya kepribadian anak. Orang tua mempunyai tanggung jawab dan kewajiban untuk membesarkan sang anak. Tidak hanya membesarkan saja, akan tetapi juga harus menjadikan sang anak menjadi anak yang saleh/salehah yang bermanfaat untuk orang lain.

Sejatinya orang tua berkewajiban memelihara anak-anaknya dengan cara mendidik,  mengajarinya akhlak-akhlak yang mulia dengan teladan dan kasih sayang, serta menghindarkan dari teman-teman yang berakhlak buruk. Karena itu baik dan buruk perilaku dan kepribadian anak tergantung upaya kesungguhan binaan dan didikan orang tuanya. Rasulullah SAW pernah bersabda:

 كل مولودٍ يولدُ على الفطرة  فأبواه يُهَوِّ دَانِهِ أو يُنَصِّرَانِهِ أو يُمَجِّسَانِهِ (رواه البخاري ومسلم)

Artinya : “Setiap anak itu terlahir menurut fitrahnya, maka hanya kedua orang tuanya lah yang akan menjadikannya seorang Yahudi, seorang Nasrani, atau seorang Majusi” (HR.Bukhori  dan Muslim).

Maka  peran dan  kewajiban utama orang tua untuk memuliakan dan memiliki anak yang cerdas dan  berakhlak mulia yaitu dengan menuntun dan mendidiknya. Nabi SAW telah bersabda:

 أَكْرِمُوا أَوْلَادَكُمْ وَأَحْسِنُوا أَدَبَهُمْ

Artinya : “Muliakanlah anak-anakmu dan didiklah mereka dengan baik.”

Dalam hadits lain disebutkan, Rasulullah bersabda:

( رواه الترمذي) مَا نَحَلَ وَالِدٌ وَلَدَهُ مِنْ نُحْلٍ أَفْضَلَ من أدب حسن

Artinya, “Tiada suatu pemberian yang lebih utama dari orang tua kepada anaknya selain pendidikan yang baik.” (HR. At-Tirmidzi).

Bagi orang tua kewajiban mendidik anak tentu saja tidak mudah. Tidak mungkin orang tua setiap saat mengajari, mengawasi dan mengevaluasi keberadaan anaknya. Selain terkendala waktu dan kesibukkan kerja, maka peran dan kewajiban orang tua adalah memberikan fasilitas pendidikan yang baik. Lembaga pendidikan apa yang sepantasnya dan sesuai dengan kebutuhan anak di zaman sekarang ini. Sehingga diharapkan anak benar-benar bisa dibina dan di didik  serta tidak mudah terpengaruh oleh lingkungan buruk yang ada di sekitarnya. Lembaga pendidikan apa yang bisa memberikan solusi bagi terbentuknya karakter dan akhlak remaja-remaja kita? Jawaban yang dirasa paling tepat adalah pendidikan pesantren.

  • Pesantren Memberi Solusi

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan yang berupaya untuk merubah pola pikir, sikap dan tingkah laku peserta didik yang negatif menjadi positif. Perubahan tersebut dapat dilihat dari kehidupan sehari-hari, sejauh mana seseorang (peserta didik) mengalami perubahan baik dalam berfikir atau pun dalam berperilaku positif dalam menghadapi problematika kehidupan, Kehadiran mereka di tengah-tengah masyarakat dapat memberi konstribusi kebaikan terhadap lingkungan di manapun dia berada. Sehingga tidak hanya hidup tapi menghidupkan, bergerak dan menggerakan berjuang dan memperjuangkan.

Dr KH Abdullah Syukri Zarkasyi, M.A mengutip pendapat Muhammad Athiyah Al-Ibrasyi dalam bukunya Pendidikan Islam menyatakan bahwa inti dari pada pendidikan adalah penanaman Akhlakul Karimah yang bersumber pada aqidah dan tauhid yang benar pada diri peserta didik. Kemudian beliau menggambarkan bahwa apa yang dilihat, didengar dan dirasakan adalah pendidikan dan inilah yang disebut dengan pendidikan totalitas.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kata akhlak diartikan dengan budi pekerti. Kata ini diambil dalam bahasa Arab dan merupakan bentuk jamak dari kata khuluq. Pada mulanya ia bermakna ukuran, latihan dan kebiasaan. Nah, dari makna pertama (ukuran) lahir kata makhluk, yakni ciptaan yang mempunyai ukuran tertentu; sedang dari makna kedua (latihan) dan ketiga (kebiasaan) lahir sesuatu positif maupun negatif yang dapat dilakukan dengan mudah tanpa merasa terpaksa akibat latihan dan pembiasaan. Makna-makna di atas mengisyaratkan bahwa akhlak adalah sifat yang mantap dalam diri seseorang/kondisi kejiwaan yang dicapai setelah berulang-ulang latihan dan dengan membiasakan diri melakukannya. Sementara pakar merumuskan bahwa akhlak adalah sifat dasar yang telah terpendam di dalam diri dan tampak ke permukaan melalui kehendak dan terlaksana tanpa keterpaksaan dan lain sebab. Dapat juga dikatakan bahwa akhlak jika ditinjau dari segi tujuannya merupakan sekumpulan nilai yang harus diindahkan manusia dalam kegiatannya demi terciptanya hubungan harmonis dengan selainnya, bahkan demi meraih kebahagiaan pribadi dan masyarakat.

Pendidikan akhlak yang diajarkan di pondok pesantren bersifat menyeluruh, menyangkut segala aspek-kegiatan peserta didik baik dalam praktik ibadah kepada Allah maupun saat berinterkasi dengan sesamanya dan masyarakat sekitarnya. Implementasi pendidikan akhlak merupakan suatu proses mendidik, memelihara, membentuk dan memberikan latihan mengenai akhlak dan kecerdasan berpikir baik yang bersifat formal maupun informal yang didasarkan ajaran Islam.

Eksistensi pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan Islam menjadi solusi kebutuhan masyarakat khususnya orangtua dalam membina dan mendidik akhlak dan karakter anak-anaknya. Apalagi belakangan tantangan dan situasi lingkungan sosial sangat  mengkhawatirkan sehingga bila tidak waspada dapat merusak perilaku anak. 

Dr Aan Hasanah, M.Ed., dalam bukunya Pendidikan Karakter mengungkapkan bahwa fenomena sosial yang muncul akhir-akhir ini sangat mengkhawatirkan di antaranya adalah, pertama, Fenomena kekerasan dalam menyelesaikan masalah menjadi hal yang umum. Kedua, rendahnya rasa hormat kepada orang tua dan guru telah merubah ke segenap lapisan remaja baik daerah perkotaan maupun pedesaan. Ketiga, meningkatnya penggunaan narkoba, alkohol dan sex bebas yang sudah sulit untuk dihindari dan masih banyak lagi fenomena kerusakan moral yang nyata terlihat setiap hari.

Dari fenomena yang ada seolah-olah lembaga pendidikan saat ini sudah tidak lagi bisa memenuhi harapan masyarakat karena tidak mampu menjawab problema yang muncul. Maka dari itu terkait pentingnya pendidikan akhlak, pondok pesantren menjadi lembaga pendidikan alternatif yang diharapkan mampu memberi harapan dan solusi bagi para orang tua dalam rangka mendidik anak-anak kelak menjadi anak berbakti dan berguna bagi agama dan bangsa dan masyarakat.

Apa solusi yang akan diberikan pesantren dalam aspek pendidikan akhlak?  Solusi yang akan dipaparkan merupakan hasil dari pengalaman  dalam mengasuh dan membina para santri melalui system pendidikan terpadu 24 jam di pondok pesantren modern Manahijussadat yang sudah berdiri lebih dari 20 tahun. Upaya penerapan pendidikan akhlak didukung peran Kiai, guru, dan santri-santri senior (pengurus).

Penerapan system pendidikan terpadu 24 jam di Pondok Pesantren Manahijussadat

Pendidikan dan pengajaran di Pondok Pesantren Modern Manahijussadat diselenggarakan dengan sistem pembelajaran yang modern (Direct method, Quantum Teaching, Life Skill Education Method, dan Broad-Base Education Method), dan senantiasa memperhatikan perkembangan dalam sistem pendidikan modern. Dengan singkat dapat dikatakan bahwa sistem pendidikan dan pengajaran di Ponpes Manahijussadat berdasarkan teori dan praktek pembelajaran modern, terutama dalam pembelajaran bahasa asing dan teknologi.

Program intrakurikuler diberikan secara klasikal, dengan menggunakan sistem terpadu antara pesantren dan pemerintah (Kementerian Agama) dengan waktu belajar mulai pukul 07.00 WIB sampai dengan pukul 12.15 dan masuk kembali pukul 14.15 WIB sampai dengan pukul 15.00 WIB.

Pendidikan yang diterapkan di ponpes Manahijussadat adalah pendidikan yang total yaitu pendidikan yang diberikan kepada santri dari bangun tidur sampai dengan tidur lagi. Termasuk para pendidik (guru) pun mendidik para santri selama 24 jam. Pendidikan yang diberikan di pondok pesantren tidak hanya di dalam kelas saja akan tetapi pendidikan juga mereka dapatkan di luar kelas dengan melalui pengawalan para pendidik baik dari Kyai atau pimpinan pondok, guru dan santri senior yang mengawal selama 24 jam.

Dengan banyaknya  kegiatan di pondok dari bangun tidur sampai tidur lagi, akan mempengaruhi tingkat kecepatan perubahan pola pikir, sikap dan perilaku santri. Satu misal ketika terlibat dengan kegiatan, maka santri akan berpikir keras untuk membagi waktu dan tenaga sehingga bisa menyelesaikan banyak pekerjaan. Hal ini bila terus berlangsung lama, maka santri akan terbiasa berpikir banyak, sehingga memiliki kebiasaan dan kecepatan. Kuat berpikir akan melahirkan kuatnya bersikap. Inilah problema yang dihadapi generasi saat ini, mereka tidak dibiasakan berpikir banyak, dan siap untuk menghadapi berbagai macam tantangan.

            Dengan sistem terpadu 24 jam santri akan dinamis dan akan menghasilkan perilaku yang dinamis pula. Hal ini biasa disaksikan bahwa santri yang terbiasa dengan tugas dan kegiatan yang banyak, maka gerak dan langkahnya pun terlihat cepat.

Peran Kiyai, Guru, dan Santri Senior dalam Pelaksanaan Pendidikan Akhlak.

Pondok Pesantren Manahijussdat adalah lembaga pendidikan Islam dengan sistem asrama, kyai sebagai sentral figurnya, dan masjid sebagai titik pusat yang menjiwainya. Kyai sebagai pimpinan pondok yang memimpin bukan hanya sekedar menggerakkan dan bukan sekedar manager. Serta bukan juga sebatas melaksanakan program pendidikan di Pondok Pesantren. Kyai bukan sekedar menjadi pimpinan administratif di Pondok, dan bukan sekedar pimpinan akademisi. Tapi Kyai memimpin, mendidik, membela dan memperjuangkan Pondok Pesantren.

Taharrok fainna fil harokati barokah (bergeraklah maka sesungguhnya di dalam bergerak terdapat keberkahan). Dari sinilah selalu bergerak dan menggerakkan, hidup dan menghidupi, berjuang dan memperjuangkan. Dengan gerakan-gerakan yang total, bukan hanya sekedar pelajaran. Sebagi kyai atau pimpinan pondok bisa  mengambil inisiatif, bekerja keras, membuat jaringan kerja, memanfaatkan jaringan, bisa dipercaya dalam bidang keuangan dan pekerjaan. Begitulah cara Kyai atau Pimpinan Pondok membina dan mengendalikan Guru guru yang berkecimpung di alam pondok pesantren. Fungsi dan peran kiyai adalah mengatur, menata dan menggerakkan hidup dan kehidupan yang total di Pondok Pesantren, akhirnya terbinalah akhlak, watak, karakter, mental dari Pondok Pesantren.

Tidak hanya Kyai atau Pimpinan Pondok saja akan tetapi Guru dan santri senior merupan salah satu faktor terbesar dalam membentuk akhlak seorang anak atau santri, karena peran dan fungsi guru dan santri senior yang di dapatkan dari hasil pengarahan, pelatihan, penugasan, pembiasaan, pengawalan, Uswah hasanah dan Pendekatan yang diberikan Kyai, itu semua akan menimbukalan loyalitas dan dedikasi untuk memberikan peran terhadap pembentukan akhlak  santri.

            Untuk membangun loyalitas, kreatifitas dan dedikasi santri /guru maka perlu diambil langkah-langklah sebagi berikut: pertama, dengan memberikan penugasan-penugasan. Kedua, selalu mengadakan cek dan ricek terhadap tugas yang telah diberikan. Ketiga,  berusaha terjun langsung bersama mereka dalam rangka tut wuri handayani dan qudwah hasanah. Keempat. dengan banyak memberikan pengarahan pengarahan kepada mereka. Kelima,  memberikan kepercayaan dan kesempatan untuk berkembang.

Guru dan santri adalah patner yang baik dalam merealisasikan progran program pondok dan mereka ikut mewarnai milliu pondok. Maka diperlukan dari mereka loyalitas dan dedikasi yang tinggi. Untuk itu perlu diambil langkah langkah untuk membangun loyalitas guru dan santri.

Menanamkan kepada mereka bahwa tugas-tugas yang diberikan kepada mereka bukan sekedar kewajiban. Tetapi harus dihayati dan dimengerti bahwa itu merupakan sarana pendidikan bagi mereka, semakin mereka aktif bersungguh-sungguh dalam menjalankan tugasnya, akan semakin mendapat banyak manfaat, wawasan, pengalaman dan ilmu, kematangan serta kedewasaan. Mereka adalah kader-kader ummat yang kelak akan terjun ke masyarakat dan bukan pesuruh ataupun pegawai. Karena itu tidak semestinya kalau mereka diperlakukan semena-mena..

Mengontrol dan mengecek terhadap tugas-tugas, merupakan sarana efektif untuk membina karakter mereka, sehingga kita dapat mengarahkan mereka, sehingga terjalin kamunikasi, konsultasi dan konsolidasi yang baik. Selain dari pada itu, terjun langsung dalam menangani berbagai masalah juga dapat membangun loyalitas. Seperti ketika menugaskan kepada santri untuk kerja bakti, kita ikut berbaur dengan mereka sehingga mereka merasa bahwa kita tidak sekedar memerintah tetapi ikut terjun langsung. Yang tidak kalah pentingnya adalah memberikan kepercayaan kepada mereka untuk menangani banyak hal, pemimpin yang tidak percaya dengan stafnya, sehingga segala sesuatu ditangani sendiri adalah egoistis, tidak akan berhasil mengkader dan hanya akan menumbuhkan kesenjangan antara dirinya dengan para pembantunya. Mengkader yang baik adalah dengan memberikan kesempatan kepada para kader untuk mengembangkan diri agar bisa berkembang dan berbuat serta berprestasi lebih baik lagi. [Bersambung]

Artikel ini memiliki

2 Komentar

Alhamdulillah, tulisan yg baik. Smoga Allah senantiasa melindungi keluarga PonPes Manahijussadat. Dan memberikan istiqomah keberkahan slalu untuk sholaahul Islam dan Muslimin.

Tinggalkan Komentar

 

Contact Information

  • Pasarkeong | Cibadak | Lebak-Banten
  • Phone: (0252) 207123
  • Email:ppm_manahijussadat@yahoo.com
  • Website: www.manahijussadat.sch.id

Hubungi Kami

Cara terbaik untuk menghubungi kami adalah dengan datang langsung ke Pesantren dan menemui pihak-pihak yang terkait. Anda bisa membaca brosur untuk mendapatkan informasi profil lembaga, pendaftaran, biaya, lokasi, nomor kontak, fasilitas, kegiatan, dan informasi-informasi penting lainnya. Jika anda berhalangan untuk datang, anda bisa menghubungi kami melalui email.