Info Sekolah
Rabu, 03 Jul 2024
  • Pembukaan Pendaftaran Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 Manahijussadat 1, 2 & 3. Gel I. 1 Okt 2023 s/d 1 April 2024. Gel II. 17 April s/d 21 Juli 2024
  • Pembukaan Pendaftaran Santri Baru Tahun Pelajaran 2024/2025 Manahijussadat 1, 2 & 3. Gel I. 1 Okt 2023 s/d 1 April 2024. Gel II. 17 April s/d 21 Juli 2024
8 Maret 2023

Pondok Pesantren: Tempat Pembentukan Jiwa Ukhuwwah Islamiyyah

Rab, 8 Maret 2023 Dibaca 235x

Ukhuwwah Islamiyyah merupakan hubungan antara umat muslim tanpa membeda-bedakan luas dan sempitnya kapasitas hubungan, dimulai dari hubungan antara keluarga, teman, masyrakat. Ukhuwwah Islamiyah dapat juga dipahami dengan suatu ikatan akidah yang dapat menyatukan hati semua umat Islam walaupun berasal dari latar belakang yang heterogen, sehingga setiap individu umat Islam senantiasa terikat dalam suatu ikatan, lalu dapat membentuk bangunan umat yang kokoh.

Jiwa Ukhuwwah Islamiyyah merupakan salah satu jiwa pondok pesantren, karena pondok pesantren didirikan berdasarkan keimanan kepada Allah. Maka dari para ulama pendiri pondok pesantren menanamkan keimanan kepada santrinya melalui kehidupan sehari-hari dalam bentuk ukhuwwah, karena darinya dapat dilihat ciri-ciri orang yang beriman. Dengan begitu sudah jelas bahwa, Ukhuwwah Islamiyyah tidak mungkin terwujud kecuali dalam bingkai keimanan.

“Ukhuwah Islamiah merupakan menifestasi umat yang beriman dan bertakwa sebab ukhuwah Islamiyah tidak akan lepas dari keduanya. Ketundukan dan kelembutan hati yang termanifestasikan dalam bentuk kasih sayang kepada sesama manusia yang sangat tergantung pada interaksi umat Islam terhadap ajarannya”

Nikmat ukhuwwah Islamiyyah tidak dapat dinikmati kecuali dengan memahami tahapan tahapan seperti yang telah dijelaskan oleh Ummu Fatih dalam beberapa proses terbentuknya Ukhuwwah Islamiyyah sebagaimana berikut :

  • Melaksanakan proses ta’aruf  (saling mengenal)

Dapat diartikan dengan adanya interaksi yang dapat lebih mengenal penampilan fisik (jasadiyyah), seperti tubuh, wajah, pakaian, perilaku, pekerjaan, pendidikan, dan sebagainya. Selanjutnya, interaksi berlanjut pada pengenalan pemikiran (fikriyyah). Hal ini dilakukan dengan mengadakan dialog terhadap suatu masalah, dan cara berfikir. Lalu pada pengenalan terahir yaitu dengan mengenal  kejiwaan (nafsiyyah) yang bersumber kepada pemahaman mengenai kejiwaan, karakter, emosi, dan tingkah laku. Setiap orang tentu memiliki ciri khas masing-masing yang berbeda.

  • Melaksanakan proses tafahum (saling memahami)

Saling memahami adalah kunci dari terwujudnya Ukhuwwah Islamiyyah. Tanpa adanya rasa saling memamhami maka Ukhuwwah Islamiyyah tidak akan berjalan. Proses taaruf dapat diatur sedemikian rupa, namun proses tafahum dapat dilakukan secara alami bersamaan dengan proses ukhuwwah. Dengan saling memahami maka setiap individu akan mudah mengetahui kekuatan dan kelemahannya lalu menerima perbedaan. Hingga diharapkan akan melahirkan ta’awun (tolong menolong) dalam persaudaraan. Ukhuwwah tidak akan berjalan apabila seseorang selalu ingin dipahami dan tidak berusaha memahami orang lain. Saling mehami terlebih pada bidang keadaan, dilakukan dengan penyatuan hati, pikiran, dan amal. Saling memahami hendaknya dilakukan oleh seorang muslim dengan memerhatikan keadaan saudaranya agar dapat memberikan pertolongan sebelum saudaranya meminta.

  • Melakukan at-ta’awun (saling tolong menolong)

Jika saling memahami sudah dimengerti, maka timbullah rasa saling tolong menolong. Ta’awun dapat dilakukan dengan dengan hati (saling mendoakan), pemikiran (berdiskusi dan saling menasehati) dan amal (saling bantu membantu).

  • Melakukan proses takaful (saling menanggung)atau tajassud (menjadi seakan satu tubuh)

Dapat dipahami dengan rasa sedih dan sama dirasakan bersama. Takaful merupakan tingkat ukhuwwah yang tinggi. Seperti Ketika ada seorang sahabat membagikan jatah airnya kepada sahabatnya yang lain dalam kondisi kehausan. Mereka saling mengutamakan saudaranya sendiri dibandingkan dengan dirinya. Seperti hadist Nabi SAW yang berbunyi : “Tidak beriman seseorang diantaramu kamu mencintainya seperti kamu mencintai dirimu sendiri”. (HR. Bukhari Muslim).

Dalam implementasi, level terendah dari ukhuwwah Islamiyyah sebagaimana dijelaskan oleh Dr. Abdullah Nashih Ulwan adalah kelapangan dada, sementara level tertinggi adalah kepentingan saudaranya dairpada kepentingannya sendiri.

Dari uraian diatas, KH. Imam Zarkasyi menafsirkan dalam konteks kehidupan para santri dan juga guru-guru selama di pondok pesantren dan sesudah mereka keluar dari pondok pesantren. Dalam penjelasannya dinyatakan bahwa :

 “Ciri khas Pondok pesantren lainnya adalah kehidupan yang diliputi oleh suasana persaudaraan yang akrab, sehingga segala kesenangan diraskan bersama, dengan penuh keagamaan. Tidak ada lagi dinding yang dapat memisahkan antara mereka, meskipun mereka itu berbeda pilihan fiqih, organisasi, hoby, bahkan aliran politiknya…. Ukhuwwah atau persaudaraan ini, bukan saja dijalani santri selama berada di dalam pondok pesantren, tetapi juga mempengaruhi pula ke arah persatuan ummat dalam masyarakat sepulangnya dari pondok itu.”[unida.gontor.ac.id]

Dengan kata lain bahwa prinsip Ukhuwah Islamiyah merupah ruh jiwa pondok pesantren Manahijussadat, ini bertujuan menjalin hubungan sesama manusia dan mendidik santri menjadi manusia yang berakhlak mulia berasaskan kepada prinsip dari ajaran Islam yang damai dan toleran. Ukhuwah dalam Islam adalah nilai persaudaran dengan semangat tolong menolong yang tidak melihat batas-batas tertentu, seperti golongan, etnik bahkan agama atau keyakinan orang lain. Islam menyuruh umatnya untuk menghormati siapapun, bekerjasama dan bergaul tanpa memandang status sosial bahkan keyakinannya. Hal ini tentunya sangat selaras dengan ajaran Islam sebagai agama yang menyebarkan kedamaian universal atau rahmatan lil âlamîn. Kehidupan di pondok pesantren Manahijussadat diliputi suasana persaudaraan yang akrab, dengan saling menghormati satu sama lain, walaupun santri yang datang dan belajar berlatar daerah, suku dan budaya. Segala suka dan duka dirasakan bersama dalam jalinan persaudaraan keagamaan. Tidak ada lagi dinding yang dapat memisahkan antara mereka, meskipun mereka itu beasal dari berbagai latarbelakang yang berbeda. Pada prinsipnya perbedaan tidak dijadikan sebagai faktor perpecahan tetapi perbedaan sebagai keberkahan dari sang maha pencipta Allah SWT. Ukhuwah ini tidak saja selama mereka di dalam pondok, melainkan juga mempengaruhi ke arah persatuan umat dalam masyarakat ketika santri terjun ke masyarakat, [Admin]

Artikel ini memiliki

0 Komentar

Tinggalkan Komentar

 

Contact Information

  • Pasarkeong | Cibadak | Lebak-Banten
  • Phone: (0252) 207123
  • Email:ppm_manahijussadat@yahoo.com
  • Website: www.manahijussadat.sch.id

Hubungi Kami

Cara terbaik untuk menghubungi kami adalah dengan datang langsung ke Pesantren dan menemui pihak-pihak yang terkait. Anda bisa membaca brosur untuk mendapatkan informasi profil lembaga, pendaftaran, biaya, lokasi, nomor kontak, fasilitas, kegiatan, dan informasi-informasi penting lainnya. Jika anda berhalangan untuk datang, anda bisa menghubungi kami melalui email.